Orbital-d memiliki bilangan kuantum azimut l = 2 dan m = 0, ±1, ±2. Akibatnya, terdapat lima orbital-d yang melibatkan sumbu dan bidang, sesuai dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya. Orbital-d terdiri atas orbital- dz2 , orbital- d xz , orbital- d xy , orbital- d yz , dan orbital- d x2 - y2
Orbital d xy , d xz , d yz , dan d x 2 − y 2 memiliki bentuk yang sama, tetapi orientasi dalam ruang berbeda. Orientasi orbital-d xy berada dalam bidang xy, demikian juga orientasi orbital-orbital lainnya sesuai dengan tandanya. Orbital d x 2 − y 2 memiliki orientasi pada sumbu x dan sumbu y. Adapun orbital d z 2 memiliki bentuk berbeda dari keempat orbital yang lain.
Orientasi orbital ini berada pada sumbu z dan terdapat “donat” kecil pada bidang-xy. Makna dari orbital-d adalah, pada daerah-daerah sesuai tanda dalam orbital (xy, xz, yz, x 2 –y 2 , z 2 ) menunjukkan peluang terbesar ditemukannya elektron, sedangkan pada simpul-simpul di luar bidang memiliki peluang paling kecil. Bentuk orbital-f dan yang lebih tinggi dapat dihitung secara matematika, tetapi sukar untuk digambarkan atau diungkapkan keboleh- jadiannya sebagaimana orbital-s, p, dan d.
Orbital d dan f *Bentuk Orbital d - orbital d lebih rumit dari orbital p. Oleh karena itu, penggambaran orbital d selalu terpisah. Walaupun demikian, dalam sebuah atom semua orbital berimpit pada inti yang sama. Hal yang perlu diingat adalah tidak semua orbital d tampak sama. Empat orbital d yang di tandai dengan dxy, dxz, dyz, dan dx"-y" mempunyai bentuk yang sama. - Masing-masing memiliki empat cuping rapatan elektron. Keempat orbital itu dibedakan oleh perbedaan arah. - Orbital d yang tidak sama dengan keempat orbital itu ditandai dengan dz" . Orbital ini terdiri atas dua cuping rapatan elektron yang berukuran besar dan suatu donat rapatan elektron. Dua cuping itu menunjuk arah yang saling berlawanan sepanjang sumbu z. Sedangkan donat rapatan elektron terletak dalam bidang xy. *Orbital f - Bentuk Orbital f lebih rumit daripada bentuk orbital d . - Orbital f hanya diperlukan pada saat membahas unsur transisi dalam. salah satu bentuk orbital f.
Setiap subkulit d terdiri atas 5 orbital dengan bentuk kelima orbital yang tidak sama. Orientasi orbital d dilambangkan dengan dxy, dxz, dyz, dx2-y2 dan dz2.
Empat orbital mempunyai bentuk yang sama dan setiap orbital mempunyai 4 “lobe” kepadatan elektron. Adapun perbedaannya terletak pada arah berkumpulnya kepadatan elektron. Sementara itu, satu orbital lagi mempunyai bentuk berbeda, tetapi memiliki energi yang sama dengan keempat orbital d lainnya.
Orbital f mempunyai bentuk orbital yang lebih rumit dan lebih kompleks daripada orbital d. Setiap subkulit f mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara. Orbital ini hanya digunakan untuk unsur-unsur transisi yang letaknya lebih dalam.
Bentuk orbital terkait dengan bilangan kuantum azimuth (l). Orbital-orbital yang memiliki bilangan kuantum azimuth (l) yang sama akan memiliki bentuk yang sama pula. Bentuk orbital merupakan fungsi ψ2 dari fungsi gelombang Schrödinger. Sedangkan orientasi orbital terkait dengan bilangan kuantum magnetik (m).
a. Orbitan s Bentuk orbital s memiliki satu orbital dengan bentuk seperti bola, sehingga tidak tergantung pada sudut manapun. Orbital s hanya terdapat 1 nilai m, sehingga hanya terdapat 1 orientasi, yaitu sama ke segala arah. b. Orbital p Orbital p berbentuk cuping-dumbbell (bagai balon terpilin). Subkulit p memiliki tiga orbital. Pada subkulit ini terdapat 3 nilai m (–1, 0, +1) sehingga terdapat 3 orientasi yang satu dan lainnya membentuk sudut 90o. c. Orbital d Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang kompleks dan orientasi yang berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama, sedangkan satu orbital memiliki bentuk yang berbeda. Kelima orbital itu adalah dxy , dxz , d yz , d x2y 2 , dan d z2. Untuk lebih jelas, d. Orbital f Orbital f (mempunyai 7 orbital) dan dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) kelompok pertama : f xyz 2) kelompok kedua : f x (z 2 - y 2 ), f y ( z 2 - x 2 ) , f z ( x 2 - y 2 ) 3) kelompok ketiga : f x 3 , f y 3 , f z 3
Tunjukkan bahwa sebuah rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam dari orbital dy2 − z2 sebesar 45 derajat dalam bidang x-y akan membentuk orbital dxy. Buktikan bahwa orbital dz2 adalah terdiri dari kombinasi linier dari orbital dy2 − z2 dan dz2 − x2, yang mana ekivalen dengan orbital dx2 − y2
HIBRIDISASI ATOM KARBON, NITROGEN DAN OKSIGEN & GUGUS PENGARAH ORTO, PARA, DAN GUGUS PENGARAH META Sejarah perkembangan Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH 4 ). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik . Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang melibatkan orbital d , seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia organologam . Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat. Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus
(ORBITAL DAN PERANANNYA DALAM IKATAN KOVALEN) Pembentukan Ikatan Menurut Teori Orbital Orbital atom mempunyai bentuk tertentu : Ø Orbital s berbentuk bola : gerakan elektron terbatas di kaawasan bola sekitar inti Ø Tiga Orbital p berbentuk cuping dan saling tegak lurus, mengarah kesumbuh koordinat x, y, dan z Dalam pengikatan (sudut pandang orbital), atom saling mendekat sehingga orbital atomnya dapat saling tumpang tindih hingga membentuk ikatan. Orbital dalam molekul Hidrogen (H) : bentuk silinder sepanjang sumbu antar nukleus H – H, orbital seperti ini disebut orbital sigma ( σ ) dan ikatannya dinamakan ikatan sigma (sigma bond). Ikatan sigma juga dapat terbentuk melalui tumpang tindih 1 orbital s dan 1 orbital p atau 2 orbital p Pembentukan Ikatan Menurut Orbital Hibridisasi Hibridisasi – istilah yang digunakan untuk pencampuran orbital 2 atom dalam 1 atom. 1. Merupakan pencampuran dari sedikitnya 2 orbital atom yang tidak setara. 2
Streokimia Stereokimia adalah cabang kimia organik tentang molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yaknibagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatifterhadap yang lain. Stereoisomer adalah senyawa berlainan yang mempunyai struktur sama, berbeda hanya dalam hal penataan atom-atom dalam ruangan. Tiga aspek stereokimia yang akan dicakup : 1. somer geometric : bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat 2. mengakibatkan isomer. 3. Konformasi molekul : bentuk molekul dan bagaimana bentuk ini dapat berubah. 4. Kiralitas (chirality) molekul : bagaimana penataan kiri atau kanan atom-atom disekitar sebuah atom karbon dapat mengakibatkan isomer. Isomer geometric atau isomer cis-trans adalah stereoisomer yang berbeda karena gugus-gugus berada pada satu sisi atau pada sisi-sisi yang berlawanan terhadap letak ketegaran molekul A. ISOMERI GEOMETRI DALAM ALKENA DAN SENYAWA SIKLIK 1.isomer geometri dalam alkena isomer
Tolong jelaskan bagaimana bentuk orbital d?
BalasHapusOrbital-d memiliki bilangan kuantum azimut l = 2 dan m = 0, ±1, ±2. Akibatnya, terdapat lima orbital-d yang melibatkan sumbu dan bidang, sesuai dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya. Orbital-d terdiri atas orbital- dz2 , orbital- d xz , orbital- d xy , orbital- d yz , dan orbital- d x2 - y2
HapusOrbital d xy , d xz , d yz , dan d x 2 − y 2 memiliki bentuk yang sama, tetapi orientasi dalam ruang berbeda. Orientasi orbital-d xy berada dalam bidang xy, demikian juga orientasi orbital-orbital lainnya sesuai dengan tandanya. Orbital d x 2 − y 2 memiliki orientasi pada sumbu x dan sumbu y. Adapun orbital d z 2 memiliki bentuk berbeda dari keempat orbital yang lain.
Orientasi orbital ini berada pada sumbu z dan terdapat “donat” kecil pada bidang-xy. Makna dari orbital-d adalah, pada daerah-daerah sesuai tanda dalam orbital (xy, xz, yz, x 2 –y 2 , z 2 ) menunjukkan peluang terbesar ditemukannya elektron, sedangkan pada simpul-simpul di luar bidang memiliki peluang paling kecil. Bentuk orbital-f dan yang lebih tinggi dapat dihitung secara matematika, tetapi sukar untuk digambarkan atau diungkapkan keboleh- jadiannya sebagaimana orbital-s, p, dan d.
Apa yang membedakan bentuk orbital d dan f??
BalasHapusOrbital d dan f
Hapus*Bentuk Orbital d
- orbital d lebih rumit dari orbital p. Oleh karena itu, penggambaran orbital d selalu terpisah. Walaupun
demikian, dalam sebuah atom semua orbital berimpit pada inti yang sama.
Hal yang perlu diingat adalah tidak semua orbital d tampak sama. Empat orbital d yang di tandai dengan dxy, dxz, dyz, dan dx"-y" mempunyai bentuk yang sama.
- Masing-masing memiliki empat cuping rapatan elektron. Keempat orbital itu dibedakan oleh perbedaan arah.
- Orbital d yang tidak sama dengan keempat orbital itu ditandai dengan dz" . Orbital ini terdiri atas dua cuping rapatan elektron yang berukuran besar dan suatu donat rapatan elektron. Dua cuping itu menunjuk arah yang saling berlawanan sepanjang sumbu z. Sedangkan donat rapatan elektron terletak dalam bidang xy.
*Orbital f
- Bentuk Orbital f lebih rumit daripada bentuk orbital d .
- Orbital f hanya diperlukan pada saat membahas unsur transisi dalam.
salah satu bentuk orbital f.
Setiap subkulit d terdiri atas 5 orbital dengan bentuk kelima orbital yang tidak sama. Orientasi orbital d dilambangkan dengan dxy, dxz, dyz, dx2-y2 dan dz2.
Empat orbital mempunyai bentuk yang sama dan setiap orbital mempunyai 4 “lobe” kepadatan elektron. Adapun perbedaannya terletak pada arah berkumpulnya kepadatan elektron. Sementara itu, satu orbital lagi mempunyai bentuk berbeda, tetapi memiliki energi yang sama dengan keempat orbital d lainnya.
Orbital f mempunyai bentuk orbital yang lebih rumit dan lebih kompleks daripada orbital d. Setiap subkulit f mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara. Orbital ini hanya digunakan untuk unsur-unsur transisi yang letaknya lebih dalam.
terima kasih atas videonya
BalasHapustolong anda berikan sedikit materi tentang orbital S,P,D,F agar lebih jelas
Bentuk orbital terkait dengan bilangan kuantum azimuth (l). Orbital-orbital yang memiliki bilangan kuantum azimuth (l) yang sama akan memiliki bentuk yang sama pula. Bentuk orbital merupakan fungsi ψ2 dari fungsi gelombang Schrödinger. Sedangkan orientasi orbital terkait dengan bilangan kuantum magnetik (m).
Hapusa. Orbitan s
Bentuk orbital s memiliki satu orbital dengan bentuk seperti bola, sehingga tidak tergantung pada sudut manapun. Orbital s hanya terdapat 1 nilai m, sehingga hanya terdapat 1 orientasi, yaitu sama ke segala arah.
b. Orbital p
Orbital p berbentuk cuping-dumbbell (bagai balon terpilin). Subkulit p memiliki tiga orbital. Pada subkulit ini terdapat 3 nilai m (–1, 0, +1) sehingga terdapat 3 orientasi yang satu dan lainnya membentuk sudut 90o.
c. Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang kompleks dan orientasi yang berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama, sedangkan satu orbital memiliki bentuk yang berbeda. Kelima orbital itu adalah dxy , dxz , d yz , d x2y 2 , dan d z2. Untuk lebih jelas,
d. Orbital f
Orbital f (mempunyai 7 orbital) dan dikelompokan menjadi tiga
kelompok, yaitu
1) kelompok pertama : f xyz
2) kelompok kedua : f x (z 2 - y 2 ), f y ( z 2 - x 2 ) , f z ( x 2 - y 2 )
3) kelompok ketiga : f x 3 , f y 3 , f z 3
Terimakasih atas video yang anda unggah sangatlah membantu
BalasHapusTERIMAKASIH KEMBALI, sudah berkunjung ke blog saya.
HapusBagaimana cara menentukan orbital s, p, d, f?
BalasHapusTunjukkan bahwa sebuah rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam dari orbital dy2 − z2 sebesar 45 derajat dalam bidang x-y akan membentuk orbital dxy. Buktikan bahwa orbital dz2 adalah terdiri dari kombinasi linier dari orbital dy2 − z2 dan dz2 − x2, yang mana ekivalen dengan orbital dx2 − y2
BalasHapus